PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN, MANAJER DAN LINGKUNGAN EXTERNAL ORGANISASI

 Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan sekaligus awal dari perkembangan industri, menyebabkan ilmu tentang manajemen juga mengalami perkembangan. Dalam perkembanganya ilmu manajemen memiliki tiga jenis aliran pemikiran Yaitu :

1.     Aliran klasik

Dalam aliran klasik terdiri dua pengembangan yakni

a.     Manajemen Ilmiah (1870-1930)

b.     Teori Organisasi Klasik (1900-1940)

2.     Aliran Hubungan Manusiawi ( Neoklasik) (1930-1940)

3.     Aliran Manajemen Moderen (1940 s/d Sekarang)

a.     Perilaku Organisasi

b.     Aliran Kuantitatif.

Selain Jenis-jenis aliran pemikiran, juga terdapat dua pendekatan yang di gunakan untuk mengintegrasikan tiga jenis aliran yang ada yaitu :

1.     Pendekatan Sistem

2.     Pendekatan Kontingen ( Contingency Approach).

 

1.     Aliran Klasik

1.a. Manajemen Ilmiah

            Terdapat banyak tokoh yang mengkonstribusikan pengembangan ini antara lain, Fendrick W. Taylor, Frank dan  Lilian Gilbreth, Henry L, Gantt, dan Harrington Emerson.

            Frederick W. Taylor ( 1856-1915 ) merupakan tokoh pertama yang mengembangkan manajemen ilmiah, Taylor mengemukakan dua pengertian dari manajemen ilmiah, yang pertama adalah, manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Sedangkan arti yang kedua adalah, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik ( a bag of tricks  ) untuk meningkatkat efisiensi kerja organisasi.

            Dalam bukunya yang berjudul Scientific Management  Taylor memberikan prinsip-prinsip dasar untuk mengembangkan teknik-tekniknya untuk mendapatkan efisiensi dalam bekerja, keempat prinsip itu adalah :

1.     Metoda Ilmiah adalah metoda yang paling baik untuk menentukan pekerjaan yang dapat dikerjakan.

2.     Seleksi ilmiah untuk para karyawan, agar karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.

3.     Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.

4.     Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.

Dalam melaksanakan prinsip-prinsip tersebut, Taylor juga mengembangkan teknik-teknik yang akan digunakan antara lain : studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, sistem upah per-potong diferensial, prinsip pengecuaian, kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi, dan standarisasi pekerjaan, peralatan serta tenaga kerja.

Frank dan Lilian Gilbreth ( 1868-124 dan 1878-1972 ), merupakan pasangan suami-istri yang ikut berkontribusi dalam manajemen ilmiah. Frank adalah pelopor dari pengembangan studi gerak dan waktu, Frank sangat tertarik untuk menemukan “ cara terbaik pengerjaan suatu tugas “ . Sedangkan Lilian dalam bukunya Phsycology of Management berpendapat bahwa tujuan akhir dari manajemen ilmiah adalah : membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai mahluk hidup.

Henry L. Gantt ( 1861-1919 ) memberikan kontribusinya yang terbesar dalam bentuk penggunaan metoda grafik yang dikenal sebagai “ Gantt Chart “ yang digunakan untuk perencanaan, koordinasi, dan pengawasan produksi.

 Harrington Emerson ( 1853-1931 ) menemukan pemborosan dan ketidak-efisiennan merupakan masalah yang terdapat di dalam sistem industri. Oleh karena itu Emerson mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi yang sangat terkenal yaitu :

1.     Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.

2.     Kegiatan yang dilakukan masuk akal.

3.     Adanya staf yang cakap.

4.     Disiplin.

5.     Balas jasa yang adil.

6.     Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg – sistem indormasi dan akuntansi.

7.     Pemberian perintah – perencanaan dan pengurutan kerja.

8.     Adanya standar-standar dan skedul-skeul – metoda dan waktu setiap kegiatan.

9.     Kondisi yang distandardisasi.

10.            Operasi yang distandardisasi.

11.            Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.

12.            Balas jasa efisiensi-rencana insentif.

1.b. Teori Organisasi Klasik

Henry Fayol ( 1841-1925 ) dalam bukunya Administration Industrielle et Generale ( Administrasi Industri dan Umum )mengemukakan teori dan teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan organisasi-organisasi yang kompleks. Dalam teori administrasinya Fayol memerinci manajemen menjadi lima unsur yaitu, perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian, dan pengawasan ( Fungsionalisme Fayol) .

Selain itu Fayol juga membagi operasi-operasi perusahaan kedalam enam bagian antara lain :

1.     Teknik – produksi dan manufakturing produk.

2.     Komersial – pembelian bahan baku dan penjualan produk.

3.     Keuangan ( finansial ) – perolehan dan pengunaan modal.

4.     Keamanan – perlindungan karyawan dan kekayaan.

5.     Akuntansi – pelaporan dan pencatatan biaya.

6.     Manajerial.

Fayol juga menyebutkan empat belas prinsip-prinsip manajemen sebagai berikut :

1.     Pembagian kerja.

2.     Wewenang.

3.     Disiplin.

4.     Kesatuan perintah.

5.     Meletakkan kepentingan perseorangan dibawah kepentingan umum.

6.     Balas jasa.

7.     Sentralisasi.

8.     Rantai skalar.

9.     Order.

10.                     Keadilan

11.                     Stabilitas staf organisasi.

12.                     Inisiatif.

13.                     Esprit de corps ( semangat korps ).

James D. Mooney adalah seorang eksekutif General Motor, dia mendefinisikan organisasi sebagai kelompok, dua orang atau lebih yang bergabung untuk tujuan tertentu. Selain itu Mooney juga merancang  empat kaidah dasar dalam organisasi yaitu, Koordinasi, Prinsip Skalar, Prinsip Fungsional, dan Prisip Staf.

Mary Parker Follet ( 1868-1933 ) adalah seorang ahli pengetahuan sosial yang pertama kali menerapkan psikologi pada perusahaan, industri, dan pemerintahan. Follet percaya bahwa konflik dapat dibuat kosntruktif dengan penggunaan proses integrasi dimana orang-orang yang terlibat mencari jalan pemecahan bersama perbedaan-perbedaan diantara mereka. Follet berpendapat bahwa pola organisasi yang ideal adalah dimana manajer mencapai koordinasi melalui komunikasi yang terkendali dengan para karyawan.

Chaster I. Barnard ( 1886-1961 ), presiden perusahaan Bell Telephone di New Jersey dalam bukunya The Functions of the Executive memandang organisasi sebagai sistem kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Sedangkan fungsi utama manajemen adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.           

Barnard juga mengemukakan teori penerimaan pada wewenang. Menurut teorinya, bawahan akan menerima perintah hanya bila mereka memahami dan mampu serta berkeinginan untuk menuruti atasan. Selain itu Barnard juga pelopor dalam penggunaan “ pendekatan sistem “” untuk pengelolaan organisasi.

2.        Aliran Hubungan Manusiawi

Aliran hubungan manusiawi ( perilaku manusia atau neoklasik ) muncul karena ketidakpuasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Beberapa ahli mencoba melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi.

Hugo munsterberg ( 1863-1916 ) adalah pencetus psikologi industri, Hugo sering disebut “ Bapak Psikologi Industri ”. dalam bukunya Physchology and Industrial Efficiency, dia mengemukakan bahwa untuk mencapai peningkatan produktifitas dapat dilakukan dengan melalui tiga cara yaitu :

1.     Penemuan best possible person.

2.     Penciptaan best possible work.

3.     Penggunaan best possible effect untuk memotivasi karyawan. Sebagai tambahan Munsterberg mengingatkan adanya pengaruh faktor-faktor sosial dan budaya terhadap organisasi.

Elton Mayo ( 1880-1949 ), dan asisten risetnya Fritz J. Roethlisberger dan William J. Dickson mengadakan suatu studi tentang perilaku manusia dalam berbagai macam situasi kerja di pabrik Howthorne milik perusahaan Western Electric dari tahun 1927 sampai 1932. Mereka membagi karyawan menjadi kelompok penelitian. Percobaan pertama dilakukan untuk meneliti pengaruh kondisi penerangan terhadap produktivitas. Ketika kondisi penerangan dinaikkan, produktivitas juga naik. Ketika kondisi penerangan diturunkan hanya sebatas sinar matahari, ternyata produktivitasnya tetap naik.

3.     Aliran Manajemen Modern

Dalam perkembangan aliran manajemen modern ada dua jalur yang berbeda yaitu, jalur pengembangan dari hubungan manusiawi ( perilaku organisasi ) dan jalur manajemen ilmiah ( aliran kuantitatif )

3.a. Perilaku Organisasi

Tokoh-tokoh yang memberikan pandangannya dalam perilaku organisasi seperti, Abraham Maslow, Daouglas McGregor, Frederick Herzberg dkk. menyimpulkan sebagai berikut :

1.     Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat.

2.     Manajemen harus sistematik.

3.     Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.

4.     Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.

Sebagai tambahan beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset pelaku adalah :

1.     Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan organisasi.

2.     Manajer masa kini harus diberi pelatihan dan pemahaman konsep-konsep manajemen.

3.     Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untukmemuaskan seluruh kebutuhan mereka.

4.     Komitmen dapat dikempangkan melalui pertisipasi dan keterlibatan para karyawan.

5.     Perkerjaan setiap karyawan harus disusun.

6.     Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar pengertian positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan.

3.b. Aliran Kuantitatif

Aliran kuantitatif digunakan dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal dan sebagainya. Langkah-langkah pendekatan aliran kuantitatif adalah sebagai berikut :

1.     Perumusan masalah.

2.     Penyusunan suatu model sistematis.

3.     Mendapatkan penyelesaian dari model.

4.     Pengujuian model dan hasil didapatkan dari model.

5.     Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.

6.     Pelaksanaan hasil dalam kegiatan-implementasi.

4.     Pendekatan Sistem

      Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Sebagai suatu prinsip fundamental, pendekatan sistem adalah sangat mendasar. Ini secara sederhana berarti bahwa segala sesuatu adalah saling berhubungan dan saling tergantung.

      Dalam penggunaannya, pendekatan sistem dibedakan menjadi dua, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka. Pendekatan sistem tertutup biasanya digunakan oleh para teoritisi klasik , mereka memusatkan pada hubungan-hubungan dan kosistensi internal, yang dicerminkan oleh prinsip-prinsip seperti kesatuan perintah, rentang kendali, serta persamaan wewenang dan tanggung jawab.

      Teori manajemen modern cenderung memandang organisasi sebagai sistem terbuka, dengan dasar analisa konsepsional, dan didasarkan pada data empirik, serta sifatnya sintesis dan integratif. Sistem terbuka pada hakekatnya merupakan proses transformasi masukan yang menghasilkan keluaran.

 

 

 

 

5.      Pendekatan Kontingensi

Pendekatan kontingensi ( contingency approach ) dikembangkan oleh para manajer, konsultan dan peneliti yang mencoba untuk menerapkan konsep-konsep dari berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan nyata. Menurut pendekatan ini tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik mana, pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu, dan pada waktu tertentu, akan membantu pencapaian tujuan manajemen. Pendekatan ini bermaksud untuk menjembatani gap yang ada antara teori dan praktek.

Ada tiga bagian utama dalam kerangka konseptual menyeluruh untuk pendekatan kontingensi yaitu : lingkungan, konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen, dan hubungan kontingensi antara keduanya. Pemahaman terhadap hubungan-hubungan kontingensi memberikan berbagai pedoman bagi praktek menajemen yang efektif.

Setelah dibicarakan ketiga aliran utama dalam bidang manajemen, ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen selanjutntya di masa mendatang, yaitu :

1.     Dominan : salah satu aliran utama dapat muncul sebagai yang paling berguna.

2.     Divergence : setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri.

3.     Convergence : aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-batasan diantara mereka cenderung kabur.

4.     Sintesa : masing-masing aliran berintegrasi.

5.     Proliferation : ada kemungkinan muncul lebih banyak aliran lagi.

Waren Haynes dan Joseph L. Massie dalam bukunya Management Analysis : Concept and Cases, membedakan enam aliran teori manajemen, yaitu :

1.     Aliran Akuntansi Manajerial.

2.     Aliran Ekonomi Manajerial.

3.     Aliran Thesis Organisasi.

4.     Aliran Hubungan Manusiawi dan Perilaku Manusia.

5.     Aliran Kuantitatif ( Matematika dan Statistika ).

6.     Aliran Teknik Industri.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama